Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Jumat, 02 April 2010

Khawatir dan Takut

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak mereka bersedih hati. [QS. 2 : 277]

Mengapa
orang sering cemas, khawatir dan takut. Sudah menjadi naluri manusia dihinggapi perasaan seperti ini, suasana jiwa yang sebenarnya dapat meningkatkan produktivitas agar siap menghadapi apa-apa yang dikhawatirkan. Tanpa kehadiran perasaan ini orang akan menghabiskan waktu dengan santai dan apatis, sebaliknya apabila rasa khawatir yang berlebihan akan menyebabkan orang sering bingung dan cepat putus asa.

Banyak sekali faktor yang menyebabkan orang suka khawatir, cemas dan takut, tetapi pangkal penyebabnya adalah meletakkan harapan yang tinggi dengan mengandalkan kekuatan sendiri. Menciptakan harapan yang tinggi tanpa disertai dengan kerja keras dan sungguh-sungguh hanyalah angan-angan, suatu perilaku yang tidak realistis. Sementara mengandalkan kemampuan sendiri adalah sikap yang sombong.

Penghidupan masa depan yang tidak menentu adalah faktor lain yang sering memicu kekhawatiran. Bahkan kekhawatiran itu lebih besar lagi karena juga memikirkan penghidupan anak keterurunannya, konsekwensinya ia kikir dan kehilangan kesempatan melakukan sesuatu yang lebih bermakna. Keyakinannya seakan-akan tanpa dia kehidupan anak cucunya pada masa depan akan terbengkalai.

Orang-orang yang tidak mengalami kekhawatiran dan rasa sedih adalah orang; yang beriman dan beramal saleh (QS.2.62), yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya (QS.2.262), mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat (QS.2.277), barang siapa yang beriman dan mengadakan perbaikan (6.48), barang siapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan (QS.7.35), orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah (QS.46.13)

Saudaraku, kekhawatiran, rasa takut, dan sedih hadir dalam kehidupan kita apabila jauh dari perintah Allah. Semakin jauh dari Allah, maka perasaan ini semakin tertekan pula, sebaliknya semakin dekat dengan Allah maka perasaan itu semakin mudah dikendalikan. Mengandalkan kekuatan dan kepintaran adalah sumber malapetaka sedangkan mengandalkan Allah urusan bisa terselesaikan dengan mudah.

Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.[QS. 2:38]

Saudaraku, kekhawatiran, rasa takut, dan sedih akan selalu ada, karena salah satu cara Allah untuk membersihkan dosa-dosa kita. Dengan mengandalkan Allah, kita mempunyai kekuatan yang dahsyat untuk membalikkan menjadi motivasi dalam beramal dan berkarya.
Rasulullah Saw bersabda ”Setiap musibah, cobaan, kebingungan, kesedihan, kesengsaraan dan kesusahaan yang menimpa orang islam bahkan sampai duri yang menyakitinya, tidak lain semua itu Allah akan berkenan menghapus dosa-dosanya” (HR. Bukhari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar